Tuesday, April 29, 2014

Dua kali

Saat dulu seringkali. Sekarang tidak lagi. 
Lukisan dulu ditinggalkan. Sekarang lukis cerita baru. 

Belum berwarna lagi. 
Nanti berwarnalah. Mengikut masa.

hhmm sambil senyum
Kau sudah melukis karya baru dalam hidupmu.
Dua kali aku memelukmu.
Ungkap doa itu. Dua kali juga.

Kau wanita berkah.

Doakan kami mengikutimu. Walau sedikit ketinggalan.
Tidak mengapa. Masih ada kertas putih lagi belum dilukis oleh kami.

InsyAllah.

Dungo akeh-akeh


Terkadang aku lemah.
Dengan kehadiran mereka, aku menjadi lebih kuat.

Terkadang aku futur.
Dengan kedatangan mereka, aku menjadi lebih gagah.

Suara mereka. Cerita mereka. Mujahadah mereka. 
Aku semat menjadi satu kisah pelangi kita bersama.

Moga nilaian syahadatain kita menjadi tertinggi di sisi Allah.
Bersama menjadi sibghatullah bersama-sama. Akhirnya 
membawa kita terbentuknya syakhsiah Islamiyah dalam
perilaku, tutur, perasaan dan juga keyakinan kita.

Feeling awesome podo sedulurku nang Jowo. 
Podo dungonya seng akeh-akeh. Moga kita bareng
bertemu nang Sorga. Ameeeeen.

Noktah

Lorongkan.
Lorongkan kami.

Karenah dunia ini.
Berat. Sempit. 

Lorongkan.
Lorongkan kami.

Hati ini dan hati kami.
Cahaya hidayah.

jalanan

bimbangrisau
oranglainbuatperkaraitu
buatsendiritidaksedarperkaraitu

jalanan
ukhtjalanan
tepijalan

Tengah-tengah


Your heart.
Is belonging to Allah.
Well.

Hati yang mudah jatuh cinta, pasti mudah mati hatinya.
Deep.
Touch.

Improving.
And still.

Ini dua kali

Jiwa aku ada pada ini
Jiwa aku ada dalam ini

Suara
Bahasa
Suasana

Senyum lantas
Terbit cinta jangan cantas

Inikah penangan?

Ikhlas?

Ikhlas itu
Ada pada hatimu
Dan Allah

Redha?

Redha itu
Ada pada hatimu
Dan Allah.

Cinta?????

Manusia


Manusia.

Tak semua boleh kita miliki.
[Wani Ardy]

Frust Trust Twister

Frust. Terkadang.

But I must have put trust to Allah.

No frust. But trust.